Minggu, 20 Maret 2016
(Ahad,20 Maret 2016)
Sorak suara anak-anak dipadu dengan tepuk tangan yang riuh mengisi kegiatan pada malam ini. Lain lagi dengan agenda kelas 6 KMI, mereka harus belajar seperti biasanya untuk persiapan mereka menghadapi Ujian Nasional yang akan dilaksanakan beberapa minggu lagi.
Ketika masing-masing berjalan pada kegiatannya terutama anak-anak kelas 6 KMI putri (yang kebetulan aku sedang menemani mereka belajar) sedang ramai mendiskusikan, bertanya dan menjelaskan soal-soal Matematika yang lumayan rumit, tiba-tiba semua lampu dari berbagai sudut seketika padam. Keadaan pondok dan sekitarnya benar-benar gelap. Anak-anak kaget dan kompak meneriakkan "aaaa........" suara jeritan khas perempuan.
Kelas 6 KMI putri yang sedang bersemanagat belajarpun, terpaksa harus berhenti. Untung saja ada bagian Listrik pondok yang memberi sebuah lampu senter dan sebuah lilin kecil sekedar membantu penglihatan mereka terhadap buku-buku yang sedang dibaca, walaupun cahayanya tidak seterang lampu seperti biasanya.
Dengan dua alat bantu tersebut, 8 siswa kelas 6 KMI Putri berbagi cahaya agar kegiatan belajar bersama berjalan kembali. Satu lilin berdiri kokoh menerangi sebagian dari mereka,sedang lampu senter mereka gantungkan agar cahaya menyebar menerangi sebagian dari mereka yang lainnya. Dan mereka belajar dibawah cahaya tersebut. Beruntung keadaan itu hanya terjadi sekitar sepuluh menit pada malaim ini. Anak-anakpun meneruskan kegiatannya masing-masing.
Pondok yang hanya mengandalkan tenaga listrik dari PLN terpaksa harus menerima resiko mati lampu. Apalagi di hari hari-hari kebelakan kerap sekali tak ada listrik di pondok sama sekali dikarenakan sering adanya gangguan listrik. Kami keluhkan dengan meminta seluruh tandatangan dari seluruh warga pondok tentang masalah tersebut beberapa waktu yang lalu berharap petugas PLN memahami bahwa pondok, bahwa kami sangat memerlukan listrik, entah itu di siang hari terutama pada malam hari. Tanpa listrik kegiatan pondok sangat terganggu.
(by:Thirty Six
